Kenapa harus pacaran?

                Selesai kuliah dari Unand aku balik ke kota asalku Jakarta, sebenarnya aku berdarah padang kedua orang tuaku asli darah minang tapi karena suatu alasan akhirnya aku kuliah di padang. Universitas andalas tepatnya aku kuliah, sedikit cerita tentang kampusku harus ku akui dari beberapa kampus besar dijakarta atau kampus yang pernah ku datangi inilah kampus yang ku suka dari sini aku bisa melihat seluruh pemandangan kota padang karena letaknya yang berada di bukit, sejuk dengan rimbunnya pohon yang tertata rapih dan bercampurnya udara segar dari pepohonan dengan panasnya daerah katulistiwa, banyak cerita yang terjadi disana senang, sedih, pahit, susah semua bercampur menjadi untaian-untaian cerita hidupku, termasuk kisah cinta ku :)
                Malam itu terdengar dering telefon genggamku, seorang pria yang belum lama ku kena. Kuberi singkatan TM (takut ada yang kenal). Saat itu aku telah kembali dari perantauan ku di tanah minang dengan berbekal gelar yang ku bawa dari kampus dulu. Percakapan ku pun dimuai, karena dia lebih tua dari ku, kupanggil dia bang TM dia seniorku saat kuliah dulu tidak lama aku kenal dengannya tiba-tiba dia mengutarakan perasaannya padaku tapi saat itu dia aku tolak dengan alasan aku tidak bisa, agak membinggungkan memang tapi memang hanya itu yang bisa aku katakan. Saat di telefon dia mengatakan sesuatu yang menggungkit tentang masa lalu. Katanya “sombong yah mentang-mentang udah balik ke Jakarta gak pernah sms abang pasti udah punya pacar disana”. Mendengar hal itu aku hanya bisa tersenyum.
                Setelah telefon di tutup sejenak aku berfikir , banyak pertanyaan yang terbersit “kenapa aku harus punya pacar?”, “memang pacaran itu apa?”, “fungsi dan tujuannya apa?” , “apa kalau tidak punya pacar namanya anak cupu atau gak gaul?”. Semasa sekolah aku memang orang yang sangat pemilih sampai akhirnya aku binggung lelaki seperti apa yang sebenarnya aku cari. Sampai akhirnya aku memutuskan untuk tidak usah pacaran, sempat beberapa kali prinsip itu memudar karena iri melihat teman-teman dekat yang pergi dengan cowoknya, diantar dijemput seperti layaknya seorang tukang ojek yang sudah langganan. Tapi aku tak ingin pacarku seperti tukang ojek yang setiap hari mengantarku kesana kemari, dan juga orang yang suka mebayarkan ini itu yang aku inginkan padahal dia sendiri belum bekerja, sungguh malang sebagai seorang pria.
                Kalau ingin jujur sampai saat ini belum sekali pun aku punya pacar, mungkin ini yang bisa aku banggakan dari diriku dizaman modern yang seperti ini entah berapa banyak orang yang berstatus jomlo sejati seperti ku. Kalau di kupas arti pacaran dalam versi hidupku. Pacaran hanyalah embel-embel agar lebih terikat atau hanya untuk ada yang memperhatikan kita. Bagiku itu pacaran hanya sebuah alasan semata, aku bersyukur diberikan orang-orang yang sangat perhatian dan menyayangiku, orang tua, keluarga besarku, teman-teman yang selalu mendukung ku itu semua sudah lebih dari cukup, aku sudah mendapatkan perhatian yang besar dari orang-orang sekitarku lalu apa lagi perhatian yang aku inginkan?. Umurku yang terbilang masih muda masih begitu banyak keinginan dan mimpi yang ingin aku capai kenapa aku harus repot dengan status pacaran?, jika sebagian orang beranggapan bahwa pacaran adalah salah satu cara kita mengenal seseorang yang kita suka lebih dekat bagiku itu bullshit. Tidak semua orang yang berpacaran itu menujukkan jati dirinya yang sesungguhnya.  Bukankah lebih baik berteman saja?, dari apa yang aku alami dan aku pelajari dari orang lain diselilingku pertemanan jauh lebih menyenangkan dari berpacaran untuk mengenal kepribadian seseorang, jika berteman mereka jauh lebih terbuka karena tidak ada beban didalamnya baik saat bulan cekak, sampai meminjam uang, bahkan masalah keluarga, teman bahkan pacar mereka, dan kita pun bebas berteman dengan siapa saja. Jadi kenapa harus pacaran? Aku tahu jatuh itu sakit dan itu tidak ingin terjadi denganku. Aku percaya dengan istilah “first love is never dies”.
                Sebenarnya aku tidak suka dengan orang yang terlalu banyak mengoleksi mantan pacar, orang yang seperti itu aku kategorikan dua golongan. Yang pertama orang yang memang niatnya hanya untuk main-main, dan yang kedua orang yang tidak pernah belajar dari kegagalan. Manusia itu unik bermacam-macam sifatnya  jadi untuk mencari yang sama itu sulit atau mungkin tidak ada, cinta itu bagiku saling melengkapi  bukanlah sebuah pengorbanan. Tidak ada manusia yang sempurna karena itulah manusia diberikan allah berpasang-pasangan untuk saling melengkapi satu sama lain. Manusia bukanlah sebuah barang yang bisa coba bila cocok di beli jika tidak diabaikan.
Aku hanya ingin pacaran sekali seumur hidup, karna aku percaya cinta pertama akan selalu dikenang dan itulah yang aku lakukan sekarang. Orang yang selalu aku ingat, aku perhatikan dan aku jaga. Sebagai manusia aku hanya bisa berharap bahwa aku juga ingin didekatkan dengan pria yang berprinsip sama denganku aku ingin menjadi wanita pertama dan terakhirnya nanti, kalau pun tidak aku telah ikhlas dengan siapa aku diberikan. Aku hanya bisa berharap, berdoa, dan memperbaiki diri agar aku layak di persunting dengan orang yang bisa aku banggakan, dan sebagai bonusnya akupun terhindar dari zina, aku percaya Allah maha adil mewakilkan diriku kepadanya itu yang aku lakukan untuk kisah cinta ku ini…
Share

1 komentar:

Unknown mengatakan...

tenang banget dibloq ini .
membaca sambil mendengarkan alunan musik :'(

Posting Komentar